Menuju Standar Instrumen Pertanian Spesifik Lokasi Komoditas Kopi
Sigi, Sulteng - Terdapat pesona yang tak tergantikan dalam secangkir kopi yang harum. Dalam setiap tegukan, kita dapat merasakan keragaman dan kompleksitas cita rasa yang menggoda lidah. Tetapi, tahukah Anda bahwa di balik kelezatan tersebut terdapat tangan tangan terampil dan cermat petani dalam dalam usaha budidayanya sampai pengolahan biji kopi?
Sabtu pagi (22/7/2023), dengan cuaca yang masih terasa dingin setelah semalam Kota Sigi diguyuri hujan yang lebat, Tim BSIP Sulawesi Tengah (Hamka Biolan dan Irwan Suluk Padang) menuju Desa Dombu Kec. Marawola Barat, desa yang terletak di pegunungan bagian barat Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dengan ketinggian tempat ±1300 mdpl. Memang tidak mudah dilalui, terlepas dari fakta beberapa jalan yang masih rusak, melewati lereng bekas longsor, atau bahkan jalan yang dipenuhi batuan besar. Namun, meski demikian, ada alasan kuat sehingga Tim BSIP untuk mendatanginya, alasan tersebut adalah menggali informasi penerapan standar budidaya dan pengolahan yang dilakukan oleh petani/kelompoktani/pelaku usaha sekaligus mengenalkan penerapan standar budidaya (GAP/GHP/GMP) dan SNI biji kopi melalui identifikasi standar instrument pertanian (SIP) spesifik lokasi komoditas kopi sehingga mengubah cara kita memandang budidaya kopi, panen dan prosesing dengan tujuan meningkatkan kualitas dan mutu kopi yang kita nikmati.
Survey dan identifikasi penerapan SIP spesifik lokasi kopi bertujuan menggali sebanyak-banyaknya informasi setiap aspek budidaya, pengolahan biji kopi yang dilakukan oleh pelaku usaha, dan petani/kelompoktani. Informasi ini menjadi fondasi utama untuk menyusun budiaya tanaman kopi yang terstandar, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
Budidaya, panen dan pasca panen kopi yang diterapkan seperti GAP/PTM/SOP/GMP/GHP tidaklah rumit atau membebani para petani ataupun pelaku usaha. Standar dirancang agar mudah dilakukan sambil tetap menjaga mutu dan kualitas kopi. Dengan mengacu pada standar ini, petani dapat memastikan bahwa tanaman kopi mereka tumbuh dengan sehat dan menghasilkan biji kopi yang berkualitas tinggi.
Melalui penerapan standar yang diikutii, hampir seluruh rantai pasokan kopi akan ikut berubah, mulai dari petani hingga penikmat kopi, setiap tahap produksi dan distribusi dilakukan dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Hal ini bukan hanya tentang menjaga konsistensi rasa dan kualitas, tetapi juga tentang keberlanjutan. Para petani yang berkomitmen pada program ini mendapatkan manfaat dari efisiensi yang ditingkatkan dalam proses produksi, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan mereka. Demikian pula, para penikmat kopi dapat mempercayai bahwa secangkir kopi yang mereka nikmati diproduksi dengan mematuhi standar yang ketat, sehingga mereka mendapatkan pengalaman kopi yang konsisten dan bermutu tinggi setiap kali mereka menyeduh. (Rs)
Jayalah Pertanian Indonesia